VOTNews.com – Irjen Teddy Minahasa dinilai telah menjadi contoh buruk bagi anggota Polri karena terlibat peredaran narkoba. Hal itu disampaikan Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas). Komisioner Kompolnas Poengky Indarti mengatakan, tindakan Teddy yang merekayasa pemusnahan barang bukti sabu lalu mengedarkannya kembali sangatlah berbahaya.
“Apa yang dilakukan yang bersangkutan sangat berbahaya. Rekayasa barang bukti kejahatan narkoba yang dilakukan berpotensi membunuh jutaan generasi muda,” kata Poengky saat dihubungi Kompas.com, Rabu (10/5/2023) malam.
Sebagai polisi berpangkat jenderal bintang dua dan menjabat Kapolda, kata Poengky, Teddy seharusnya menjadi contoh teladan bagi seluruh anggotanya.
“Tetapi ternyata justru contoh buruk yang diberikan,” ujar Poengky.
Atas dasar itu, Kompolnas mendesak Divisi Profesi dan Pengamanan (Propam) Polri untuk segera menggelar sidang Komisi Kode Etik Polri (KKEP) terhadap Teddy. Kompolnas meminta Teddy dijatuhi sanksi maksimal, yakni dipecat dari Polri atas pelanggaran yang telah dilakukan.
“Kompolnas mendorong sanksi etik maksimum untuk dapat dijatuhkan kepada yang bersangkutan, yaitu pemberhentian tidak dengan hormat (PTDH),” kata Poengky.
Menurut Poengky, tidak ada lagi alasan untuk menunda pelaksanaan sidang KKEP. Sebab, Teddy sudah diproses secara hukum pidana dan divonis bersalah oleh pengadilan.
“Dugaan perbuatan pidana sehingga yang bersangkutan diproses pidana dan akhirnya divonis bersalah oleh pengadilan negeri sudah cukup. Karena akibat perbuatannya, maka nama baik institusi Polri menjadi tercoreng,” tutur Poengky.
Diberitakan sebelumnya, Teddy Minahasa divonis bersalah dalam kasus peredaran narkoba oleh majelis hakim Pengadilan Negeri Jakarta Barat. Dalam sidang yang berlangsung pada Selasa (9/5/2023), majelis hakim menjatuhkan hukum penjara seumur hidup terhadap Teddy.